Fenomena Bendera One Piece Menjelang HUT RI ke-80, Bupati Cianjur Malah Tersorot Kenakan Jaket Berlogo Tengkorak Silang

Berita212 Dilihat
banner 468x60

detak publik. Id– Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, semangat nasionalisme mulai terasa di berbagai penjuru daerah. Warga ramai-ramai memasang bendera Merah Putih sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan. Namun, di tengah gegap gempita itu, sebuah fenomena tak biasa menarik perhatian: berkibarnya bendera bergambar tengkorak silang khas anime One Piece di beberapa tempat.

Simbol tengkorak yang dikenal sebagai “Jolly Roger” ini bukan sekadar ikon hiburan populer. Dalam cerita One Piece, lambang tersebut merepresentasikan nilai kebebasan, perlawanan terhadap penindasan, dan solidaritas antarkelompok. Tak ayal, sejumlah kalangan memaknainya sebagai bentuk protes kultural terhadap kondisi sosial-politik saat ini.

banner 336x280

Di media sosial, banyak warganet menganggap pengibaran bendera One Piece sebagai ekspresi kekecewaan terhadap pemerintah. Meski bernuansa fiktif, simbol tersebut disebut-sebut mencerminkan kegelisahan publik atas ketimpangan dan keresahan yang belum mendapat ruang dalam kanal resmi penyampaian aspirasi.

Namun, polemik semakin menguat setelah dalam unggahan resmi di akun Instagram Bupati Cianjur, @wahyuramziofficial, terlihat Bupati mengenakan jaket hitam lengan panjang dengan logo One Piece lengkap dengan ikat kepala bergambar dua tulang silang beredar luas di media sosial, saat meninjau dan ikut serta membangun kembali jalan rusak dan berlumpur di wilayah Cimaskara – Padasuka, Kecamatan Cibinong.

Belum jelas apakah tindakan Bupati Wahyu merupakan bentuk dukungan terhadap tren yang sedang berkembang atau hanya kebetulan tanpa maksud tertentu. Namun unggahan tersebut langsung menyedot perhatian publik, khususnya masyarakat Cianjur. Tak sedikit yang mempertanyakan motif di balik penampilannya tersebut.

“Kalau sekadar ikut tren pop culture, ya wajar. Tapi kalau itu dilakukan seorang kepala daerah di tengah situasi publik yang sedang sensitif, tentu menimbulkan tafsir beragam,” ujar Hendra Lesmana, pemerhati komunikasi politik di Cianjur.

Upaya untuk mengonfirmasi maksud dari penampilan tersebut telah dilakukan oleh sejumlah media baik melalui sambungan telepon maupun Chat, hingga berita ini diturunkan, Bupati Wahyu belum memberikan respons resmi.(DJ)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *