Cuaca Buruk Berlanjut, BPBD Himbau Nelayan Tidak Melaut Karena Ombak Masih Tinggi

Cianjur335 Dilihat
banner 468x60

detak publik. Id– Cuaca ekstrem di wilayah pesisir selatan Kabupaten Cianjur, hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Gelombang tinggi disertai angin kencang yang melanda sejak awal pekan ini tak hanya memaksa nelayan menghentikan aktivitas melaut, tetapi juga menyebabkan kerusakan serius pada puluhan perahu nelayan di kawasan Pantai Jayanti, Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun.

Berdasarkan pemantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur hingga Jumat (1/8), kondisi laut masih berada pada level siaga. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cianjur, Wangwang Kuswaya, menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan intensif dan memberikan peringatan dini kepada warga pesisir.

banner 336x280

“Pantauan kami hingga hari ini, gelombang laut masih cukup tinggi dengan disertai angin kencang. Situasi ini sangat berisiko, khususnya bagi nelayan tradisional yang menggunakan perahu kecil,” kata Wangwang saat dihubungi lewat sambungan telepon, Minggu (3/8/2025).

Ia menjelaskan bahwa cuaca buruk mulai terjadi sejak Senin (28/7), dan hingga kini masih berpotensi menimbulkan dampak lanjutan. Oleh karena itu, BPBD mengimbau masyarakat pesisir, khususnya para nelayan, untuk sementara waktu menunda aktivitas melaut guna menghindari kecelakaan laut.

“Kami sangat menyarankan agar nelayan tidak memaksakan diri turun ke laut sampai kondisi benar-benar aman. Imbauan ini sebagai bentuk perlindungan terhadap keselamatan jiwa,” ujarnya.

Kerusakan perahu nelayan menjadi dampak paling nyata dari cuaca ekstrem tersebut. Awalnya, BPBD mencatat sebanyak 46 unit perahu mengalami kerusakan di sekitar Pantai Jayanti. Namun, data terbaru yang diperoleh dari relawan tangguh bencana (Retana) menyebutkan jumlah perahu yang terdampak telah meningkat menjadi 60 unit.

“Dari laporan awal, terdapat 46 perahu rusak, 43 di antaranya karam dan tiga belum ditemukan. Tapi setelah verifikasi lapangan dari Retana Kecamatan Cidaun dan desa-desa pesisir, total kerusakan mencapai 60 unit,” jelas Wangwang.

Perahu-perahu tersebut sebagian besar hancur setelah terhempas ombak besar saat terparkir di bibir pantai. Sejumlah perahu bahkan dilaporkan hilang atau tenggelam dan belum berhasil dievakuasi.

Hingga saat ini, BPBD Kabupaten Cianjur bersama aparat desa dan para relawan masih melakukan asesmen terhadap kerusakan serta memfasilitasi upaya evakuasi dan perbaikan perahu. Selain itu, BPBD juga berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menyiapkan langkah-langkah bantuan darurat apabila diperlukan.

“Kami terus koordinasi dengan stakeholder, termasuk Dinas Kelautan dan Perikanan serta pihak desa. Penanganan sementara difokuskan pada perlindungan warga dan mitigasi kerusakan lanjutan,” tambah Wangwang.

Meskipun berdasarkan prakiraan BMKG cuaca buruk diprediksi mereda setelah Jumat (1/8), BPBD tetap meminta masyarakat tetap siaga dan tidak mengabaikan peringatan yang dikeluarkan pemerintah daerah.

“Kami harap kondisi segera membaik agar nelayan bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Tapi untuk saat ini, keselamatan harus menjadi prioritas utama,” pungkasnya.(DJ)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *