detak publik. Id– Di sebuah bengkel kecil di halaman rumahnya, suara ketukan logam berpadu dengan aroma oli yang pekat. Di situlah Ujang Elan Kusuma (42), warga Desa Hegarmanah, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menuangkan seluruh ide dan imajinasinya.
Meski hanya lulusan sekolah dasar, pria sederhana ini berhasil melahirkan inovasi yang tak biasa, motor berbicara berbasis kecerdasan buatan (AI).
Bagi Ujang, motor ini bukan sekadar modifikasi. Ia menyebutnya “teman perjalanan”. Motor ciptaannya bisa merespons percakapan, memberi informasi lokasi, hingga menjawab pertanyaan sederhana. Semua itu berawal dari rasa ingin menghadirkan kenyamanan bagi pengendara yang sering merasa kesepian di jalan.
“Saya sengaja membuat ini agar pengendara, terutama saat sendirian, bisa merasa ditemani sepanjang perjalanan,” ujar Ujang sambil mengelus motornya yang penuh kabel rakitan, Rabu (20/8/2025).
Keterbatasan yang Memantik Kreativitas
Sejak kecil, Ujang akrab dengan mesin. Ia tak pernah menempuh pendidikan tinggi, namun tangannya terbiasa membongkar dan merakit motor bekas. Dari keterbatasan itulah, ia justru menemukan ruang untuk berkreasi.
Modal yang ia keluarkan pun tak besar—hanya Rp500 ribu hingga Rp2 juta. Dengan kesabaran selama sebulan penuh, ia memadukan sistem kelistrikan motor dengan ponsel yang telah ditanam teknologi AI. Hasilnya, motor itu bisa diajak berbicara dan langsung terkoneksi dengan mesin.
“Kalau ada niat, keterbatasan bukan penghalang. Justru itu tantangan,” katanya pelan, seakan bicara pada dirinya sendiri.
Keamanan Unik dengan KTP
Salah satu fitur yang membuat banyak orang terperangah adalah sistem keamanan motor tersebut. Ujang memanfaatkan kartu tanda penduduk (KTP) sebagai kunci kontak. Tanpa KTP pemilik, mesin tak akan menyala.
“Dengan sentuhan KTP, sistem langsung mengenali dan mesin hidup. Saya ingin motor ini benar-benar aman dari pencurian,” jelasnya sambil memperagakan cara kerja sensor yang dipasang di dekat setang.
Bisa Jalan Mundur
Selain bisa berbicara, motor karya Ujang juga memiliki kemampuan tak biasa, berjalan mundur. Ia mengganti rantai gir dengan gardan yang biasa dipakai mobil. Fitur ini sengaja dibuat untuk memudahkan pengendara ketika harus parkir di ruang sempit atau di medan menanjak.
“Kadang kan susah kalau parkir di tanjakan. Dengan fitur ini, pengendara tidak perlu susah payah mendorong motor,” ujarnya.
Harapan untuk Dukungan
Bagi Ujang, inovasi ini baru langkah awal. Ia sadar masih banyak kekurangan dan berharap ada dukungan, terutama dari pemerintah maupun pihak swasta, agar temuannya bisa dikembangkan lebih jauh.
“Saya ingin masyarakat bisa merasakan kenyamanan dan keamanan dalam berkendara dengan bantuan teknologi AI,” tuturnya dengan penuh harap.
Mimpi dari Desa Kecil
Kisah Ujang menjadi cermin bahwa inovasi besar tidak selalu lahir dari laboratorium mewah atau tangan orang bergelar tinggi. Dari bengkel sederhana di sudut desa, seorang pria dengan pendidikan terbatas berhasil menantang batas.
Motor berbicara ciptaan Ujang bukan hanya teknologi, tetapi juga simbol bahwa mimpi bisa diwujudkan siapa saja yang berani mencoba.(Red)