CIANJUR – Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Cianjur, mengalami lonjakan yang tajam pada awal Ramadhan. Seperti di pasar tradisional Muka harga cabai rawit merah sudah tembus Rp 140.000/kg. Kenaikan harga yang drastis ini membuat para pembeli merasa terkejut dan mengeluh.
“Sangat mahal, biasanya harga cabai rawit hanya sekitar Rp50.000-Rp60.000 per kilogram. Kemudian pada awal Ramadhan mulai merangkak naik dari Rp90.000 kemudian Rp120.000 dan sekarang sudah mencapai Rp 140.000. Kami terpaksa mengurangi pembelian,” kata salah satu ibu rumah tangga, Fitri (40), yang tengah berbelanja di pasar Muka, Selasa (4/3/2025).
Kenaikan harga cabai rawit ini diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk cuaca ekstrem yang mempengaruhi hasil panen, serta tingginya permintaan menjelang musim tertentu.
Para pedagang di pasar mengaku kesulitan dalam menjaga stok cabai rawit yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan, yang berdampak pada harga jual yang semakin tinggi.
Menurut pedagang cabai Ahmad Athori mengungkapkan, kenaikan harga cabai rawit membuat pembeli berkurang. Menurutnya para pembeli mulai mengeluh dan tidak jadi membeli cabai rawit.
“Pembeli ya mulai mengeluh, yang mau beli jadi tidak beli atau yang biasanya beli sekilo sekarang otomatis belinya berkurang jadi setengah kilo atau satu on, ya berkurang lah,” ujarnya.
Dengan harga yang semakin melambung, banyak pembeli memilih untuk mencari alternatif bahan makanan lain atau bahkan mengurangi penggunaan cabai dalam masakan sehari-hari.
Beberapa pedagang juga mengharapkan agar kondisi ini segera membaik agar pasar bisa kembali stabil dan harga bahan pokok lainnya tidak ikut meroket.
“Kenaikan harga tersebut terjadi akibat berbagai faktor salahsatunya cuaca, hujan yang terus mengguyur sehingga para petani cabai mengalami kegagalan panen,” pungkasnya.
Masyarakat berharap, pemerintah bisa segera turun tangan untuk menstabilkan harga cabai rawit dan bahan pokok lainnya agar beban hidup masyarakat tidak semakin berat.
