Isfhan Taufik Munggaran Soroti 126 Kasus di Cianjur Bertentangan dengan Pancasila

Cianjur, Politik23 Dilihat

detak publik. Id– Anggota DPR RI Komisi XIII, Isfhan Taufik Munggaran, menyoroti masih banyaknya persoalan di masyarakat yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam setahun terakhir, tercatat ada 126 kasus di Kabupaten Cianjur yang dinilai tidak sejalan dengan falsafah bangsa tersebut.

Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Sosialisasi Program Penguatan Pancasila yang digelar Badan Ideologi Pancasila (BPIP) di Hotel Grand Aston Puncak, Senin (29/9/2025). Sekitar 300 peserta dari berbagai kalangan hadir dalam kegiatan tersebut.

Menurut Isfan, Pancasila merupakan dasar negara sekaligus pedoman hidup bangsa Indonesia. Namun, ia menilai masyarakat saat ini mulai mengabaikan nilai-nilai luhur tersebut. “Ideologi Pancasila adalah falsafah bangsa, bukan untuk diubah-ubah atau dipermainkan. Namun dalam praktiknya, Pancasila sering hanya dibaca lalu ditinggalkan. Seharusnya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.

Ia mencontohkan sejumlah kasus yang terjadi di Cianjur, mulai dari rencana penyitaan rumah ibadah oleh pihak bank hingga maraknya pencabulan terhadap anak di bawah umur. Menurutnya, hal tersebut merupakan cerminan pudar­nya pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. “Ini sangat miris, dan bisa menjadi tanda darurat ideologi,” ujarnya.

Isfhan menambahkan, derasnya arus digitalisasi dan perkembangan teknologi informasi juga berkontribusi terhadap lunturnya nilai Pancasila di tengah masyarakat. Kehadiran gawai dan media sosial yang masuk ke setiap rumah membawa dampak besar terhadap perilaku generasi muda.

“Di sinilah pentingnya peran orang tua. Anak-anak harus diawasi sekaligus dikenalkan nilai-nilai Pancasila sejak dini. Dengan begitu, mereka tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif dari dunia digital,” kata legislator asal Dapil Jawa Barat III itu.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengingatkan masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Menurutnya, media digital seharusnya dipakai untuk menyebarkan informasi yang bermanfaat, bukan untuk menyulut konflik maupun menyebarkan berita bohong.

“Kita tidak bisa melarang orang memakai gadget. Namun setidaknya, gunakanlah untuk hal-hal yang bermanfaat. Susun dan sebarkanlah berita yang baik. Jika itu dilakukan, maka nilai-nilai Pancasila akan hidup di tengah masyarakat tandas Isfan.

Kegiatan sosialisasi yang diinisiasi BPIP ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk mengembalikan semangat Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa. Isfan optimistis, melalui sosialisasi berkelanjutan serta keterlibatan aktif semua pihak, Pancasila akan kembali hadir dalam perilaku sehari-hari masyarakat, khususnya di Kabupaten Cianjur.(Red)