CIANJUR – Jembatan gantung yang berada di Kampung Cinangkerok, Desa Batulawang yang menghubungkan dengan Desa Panyindangan di Kecamatan Cibinong kini kondisinya rusak parah dan sangat mengkhawatirkan. Akibatnya sejumlah pelajar dan warga setiap hari harus bertaruh nyawa saat menyeberangi jembatan gantung tersebut.
Jembatan sepanjang 80 meter yang membentang di atas Sungai Cikadu ini pertama kali dibangun pada tahun 2000 dan terakhir kali mendapat perbaikan pada 2010. Namun, sejak saat itu, tidak ada perbaikan lebih lanjut dari pemerintah. Setiap hari warga, termasuk anak-anak sekolah, menggunakan jembatan tersebut meski kondisinya sangat membahayakan keselamatan jiwa.
Dasep salah seorang warga setempat mengatakan, dengan kondisi jembatan gantung tersebut, warga setempat terpaksa harus ekstra hati-hati bila sedang melalui jembatan. Warga juga harus melakukan perbaikan sendiri dan seadanya ada bantalan kayu yang sudah tidak bisa dilalui menggantinya dengan menggunakan belahan bambu atau kayu bekas.
“Kawat selingnya sudah berkarat, kayunya juga sudah banyak yang lapuk dan bolong-bolong. Anak sekolah sering terperosok, bahkan kendaraan yang membawa hasil bumi pun kerap tersangkut di tengah jembatan,” terang Dasep kepada awak media, Jumat (7/5/2025).
Dasep menambahkan, aktifitas warga setiap harinya melewati jembatan tersebut. Jembatan gantung ini tidak hanya menjadi akses utama warga Cinangkerok, tetapi juga penghubung antara warga Desa Batulawang dan Desa Panyindangan di Kecamatan Cibinong, serta Desa Sirnagalih di Kecamatan Sindangbarang.
“Setiap harinya ada sekitar 40 jiwa yang melewati jembatan gantung tersebut baik berjalan kaki ataupun yang menggunakan kendaraan roda dua meskipun sangat sangat berbahaya dan mengancam keselamatan jiwa, baik itu anak sekolah ataupun warga lainnya,” ungkapnya.
Hingga saaat ini memang belum ada kecelakaan yang fatal, untuk itu warga sangat berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan tersebut sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena jembatan ini bisa roboh kapan saja, apalagi saat ini musim hujan membuat jembatan semakin licin dan rawan roboh.
Sementara itu Sekretaris Desa Batulawang, Ujang Diman menjelaskan, pihak desa sebenarnya sudah merencanakan perbaikan jembatan ini menggunakan dana desa pada tahun 2025. Namun, akibat ada bencana longsor pada Desember 2024 yang memutus jalan utama desa, anggaran tersebut terpaksa dialihkan untuk membangun akses jalan baru dan rencananya, perbaikan jembatan baru akan dilakukan pada 2026.
“Karena terjadi bencana alam yang memutus akses utama jalan desa, terpaksa rehab jembatan tersebut yang direncanakan dibangun tahun ini kita pending dulu. Kami fokuskan untuk perbaikan jalan utama yang rusak terlebih dulu. Tapi kami berharap ada bantuan dari Pemda, Pemprov dan Pusat atau ada dana CSR,” pungkasnya.