CIANJUR – Pemerintah Kabupaten Cianjur mengklaim berhasil menekan angka prevalensi stunting. Hingga pertengahan tahun ini, prevalensi stunting di Cianjur tercatat turun menjadi 7,3 persen, dari angka sebelumnya 11,4 persen. Meskipun terjadi penurunan, Pemerintah Kabupaten Cianjur mengakui penurunan tersebut belum terlalu signifikan.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DP3AP2KB) Kabupaten Cianjur, Amad Mutawali, menyatakan bahwa penanganan stunting terus menjadi fokus utama pemerintah daerah. “Angka stunting kita sekarang 7,3 persen, ada penurunan dari sebelumnya 11,4 persen,” ujar Amad Mutawali, Selasa (19/8/2025).
Menurut Amad Mutawali, strategi utama yang dilakukan oleh DP3AP2KB adalah pencegahan. Hal ini dilakukan untuk menekan munculnya kasus stunting baru di wilayah Cianjur.
“Kalau kami kan lebih kepada pencegahan, bagaimana supaya tidak ada kasus stunting baru,” tambahnya.
Penanganan stunting di Cianjur dilakukan secara kolaboratif. DP3AP2KB berkoordinasi erat dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk memastikan penanganan yang komprehensif.
DP3AP2KB berfokus pada sasaran Keluarga Berisiko Stunting (KRS). Sementara itu, kasus yang sudah terindikasi stunting ditangani langsung oleh Dinas Kesehatan.
“Kami fokus penanganannya di Keluarga Berisiko Stunting (KRS). Secara teknis, KRS ini sasaran kita. Kalau yang sudah terindikasi ditangani Dinkes,” pungkasnya.
Pemerintah Kabupaten Cianjur terus menargetkan penurunan angka stunting secara berkelanjutan. Upaya kolaboratif antara DP3AP2KB dan Dinkes diharapkan dapat mempercepat tercapainya target tersebut, sehingga kasus stunting di Cianjur dapat ditekan semaksimal mungkin.(DJ)