detakpublik. Id- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur secara resmi menetapkan status Siaga Bencana Hidrometeorologi. Keputusan ini diambil menyusul serangkaian bencana alam yang dipicu oleh cuaca ekstrem, termasuk tanah longsor dan angin puting beliung, yang melanda sejumlah wilayah dalam beberapa hari terakhir.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Sudrajat, mengungkapkan bahwa penetapan status ini adalah langkah responsif terhadap kondisi lapangan dan prediksi cuaca terkini.
“Status siaga bencana ditetapkan karena cuaca ekstrem yang melanda sejumlah kecamatan di Cianjur sejak beberapa hari terakhir, memicu bencana alam yang menyebabkan akses jalan terputus dan banyaknya rumah yang rusak,” ujar Asep, Senin (20/10/2025).
Penetapan status siaga ini juga sejalan dengan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi curah hujan tinggi masih akan berlangsung sepanjang bulan Oktober. Selain itu, langkah ini mengikuti penetapan status Siaga Bencana Hidrometeorologi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk seluruh kabupaten/kota.
Dalam catatan BPBD Cianjur, cuaca ekstrem yang terjadi telah menimbulkan dampak signifikan. Bencana longsor dilaporkan terjadi di Kecamatan Cibinong, sementara angin puting beliung menerjang empat kecamatan, yakni Cilaku, Cibeber, Warungkondang, dan Sukanagara.
Meskipun Asep memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden longsor dan puting beliung tersebut, tercatat puluhan kepala keluarga (KK) sempat mengungsi akibat kerusakan pada rumah mereka, baik rusak berat maupun sedang. Kerusakan infrastruktur, terutama terputusnya akses jalan, juga menjadi fokus penanganan darurat.
Menghadapi potensi bencana yang masih tinggi, BPBD Kabupaten Cianjur mengambil langkah penguatan kesiapsiagaan. Seluruh petugas dan relawan diinstruksikan untuk meningkatkan pemantauan kondisi di wilayah masing-masing guna memastikan penanganan cepat, termasuk upaya evakuasi jika diperlukan.
Secara spesifik, BPBD menyiagakan sekitar 354 relawan tangguh bencana. Para relawan ini memiliki tugas penting untuk memantau situasi dan melaporkan kondisi serta perkembangan cuaca harian di wilayah mereka. Laporan ini menjadi bagian krusial dari upaya pencegahan dini dan penanganan darurat yang terkoordinasi dengan aparat setempat.
“Semua disiagakan untuk melakukan pemantauan hingga penanganan darurat, termasuk mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan,” tegas Asep.
Ia juga berpesan agar masyarakat segera melakukan evakuasi mandiri begitu melihat tanda-tanda alam yang mengindikasikan potensi bencana, seperti hujan deras dengan intensitas tinggi dan durasi lama, sebagai langkah preventif untuk menghindari korban jiwa.

















