CIANJUR – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah pusat untuk anak-anak sekolah ibu hamil, ibu menyusui, serta balita ternyata belum terealisasi di seluruh wilayah Kabupaten Cianjur.
Bahkan hingga saat ini, dapur umum yang menjadi bagian dari program tersebut baru tersedia di delapan titik, yang mayoritas terpusat di sekitar kawasan pusat kota.
Anggota Komisi IX DPR RI, Neng Eem Marhamad Zulfa, mengungkapkan bahwa program MBG bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemenuhan gizi yang sesuai standar.
“Menurut informasi di Cianjur baru ada delapan titik dapur MBG dan semuanya berada di sekitar kota Cianjur,” katanya, usai memberikan pembekalan ISNU, di gedung Korpri, Rabu (19/2/2025).
Eem menambahkan, saat ini pemerintah tengah merekrut Sarjana Pendamping Pembangunan Indonesia (SPPI) yang nantinya akan diangkat sebagai ASN dan ditempatkan di berbagai dapur umum MBG. Setiap dapur akan memiliki dua ASN sebagai tenaga pendamping.
“Dapur MBG itu ada yang dibangun menggunakan APBN dan ada juga yang bekerja sama dengan pihak swasta,” katanya.
Program MBG juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pelaku UMKM didorong untuk menjadi pemasok bahan makanan bagi dapur MBG, seperti sayuran, daging, dan kebutuhan lainnya.
Menurut Eem, kendala yang dihadapi para pelaku UMKM adalah dalam mengakses sistem katalog elektronik (e-katalog) yang digunakan dalam pengadaan barang. Eem meminta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk memberikan pendampingan agar UMKM dapat berpartisipasi dalam program ini.
“Saya melihat program MBG ini tidak hanya soal memberikan makanan bergizi, tetapi juga dapat menggerakkan perekonomian. Lapangan kerja akan terbuka, baik untuk tenaga masak, cuci piring, maupun pekerja lainnya di dapur umum,” pungkasnya.