Siswa Alami Perubahan Sikap Usai Ikuti Program Barak Militer, Disdikpora Siapkan Jilid Dua

Berita, Cianjur133 Dilihat

Cianjur  – Program penguatan pendidikan karakter melalui pelatihan di barak militer yang dijalankan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur menunjukkan hasil positif. Para siswa yang sebelumnya dikategorikan bermasalah mengalami perubahan sikap yang signifikan setelah menjalani pembinaan di barak Raider selama 17 hari, dilanjutkan pendampingan intensif di sekolah masing-masing.

Kepala Bidang SMP Disdikpora Cianjur, Helmi Halimudin, mengatakan program tersebut merupakan bagian dari upaya penguatan karakter siswa melalui pendidikan disiplin dan nilai kehidupan. Program berjalan selama enam bulan, di mana 17 hari pertama dilakukan di barak militer dan sisanya berupa tindak lanjut di sekolah dan lingkungan rumah.

“Selama di barak, anak-anak diberikan pembinaan dari sisi kedisiplinan, spiritual, hingga pembentukan sikap. Mereka semua diasesmen sejak awal, dan hasil dari asesmen itu diteruskan untuk pembinaan lanjutan di sekolah masing-masing,” ucapnya pada wartawan, Selasa (10/6).

Helmi menjelaskan, tiap siswa memiliki catatan pribadi atau rapor karakter yang disimpan oleh sekolah dan orangtua sebagai alat pemantauan perkembangan. Selama masa pembinaan lanjutan lima bulan dua minggu, Disdikpora melibatkan berbagai instansi seperti BPPKBP3A, Dinsos, BNN, Kepolisian, dan TNI.

Salah satu pendekatan baru yang diterapkan adalah pelibatan orangtua dalam pendidikan parenting, yang mulai dilaksanakan pada Juni ini.

“Pendidikan karakter tidak bisa hanya menyasar anak. Orangtua juga harus diperkuat dari sisi pola asuh agar program ini sinkron antara sekolah, rumah, dan pembinaan lapangan,” jelasnya.

Pemantauan langsung ke rumah dan sekolah juga menjadi bagian dari strategi berkelanjutan.

“Misalnya anak tinggal di Kecamatan A, nanti ada kunjungan dari petugas seperti Bhabinkamtibmas, Babinsa, hingga dari Kemenag atau MUI untuk pembinaan rohani,” tambahnya.

Hasil dari pemantauan menunjukkan adanya perubahan nyata. Banyak siswa yang sebelumnya tidak bisa membaca Iqro, kini sudah lancar berkat lanjutan pembinaan keagamaan. Perubahan juga terlihat dari sikap disiplin dan tanggung jawab siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Meski dinilai berhasil, Helmi menegaskan bahwa program ini akan dievaluasi menyeluruh sebelum dilanjutkan ke jilid dua. Tahap pertama ditargetkan tuntas pada pertengahan November 2025, dan jika hasil evaluasi memuaskan, jilid dua bisa dilaksanakan mulai Desember.

“Kami ingin jilid dua berjalan lebih matang. Jadi harus ada evaluasi mendalam terkait kelebihan dan kekurangan program pertama. Minimal, program ini akan terus berjalan dua kali dalam setahun,” ujarnya.

Dengan hasil positif ini, Disdikpora berharap pola pembinaan serupa dapat diterapkan secara lebih luas untuk membentuk karakter siswa yang tangguh, berakhlak, dan bertanggung jawab. (Red)