Tangisan yang Tak Pernah Terdengar, Kisah Warga Pasirnangka Menemukan Bayi yang Dibuang di Irigasi

Berita, Peristiwa11 Dilihat
banner 468x60

detak publik. Id– Suasana tenang di Kampung Pasirnangka, Desa Sindangjaya, Kecamatan Ciranjang, berubah menjadi duka pada Minggu (24/8/2025) pagi. Warga digegerkan oleh penemuan jasad bayi laki-laki baru lahir yang mengapung di saluran irigasi. Bayi itu masih dalam kondisi utuh, dengan tali pusar menempel, seakan baru saja hadir ke dunia namun tak pernah sempat menghirup udara kehidupan.

Bagi Wahyudin Nurjman, saksi pertama yang menemukannya, momen itu menjadi pengalaman yang sulit dilupakan. “Saya kira bangkai kucing atau boneka, tapi setelah saya lihat lebih dekat, ternyata bayi manusia. Bayi laki-laki masih kecil sekali. Saya langsung lapor ke kepala dusun, tangan saya sampai gemetar,” ujarnya dengan suara bergetar.

banner 336x280

Kabar temuan tersebut cepat menyebar, membuat warga sekitar berbondong-bondong mendatangi lokasi. Banyak yang tak kuasa menahan air mata. “Kasihan sekali, bayi itu tidak berdosa. Kenapa ada orang tua yang tega membuang darah dagingnya sendiri,” kata Popon seorang ibu rumah tangga yang ikut menyaksikan evakuasi.

Kepala Dusun Rahman bersama perangkat desa, bidan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas segera turun ke lokasi. Bayi kemudian dievakuasi ke darat, dibaringkan dengan kain seadanya sebelum akhirnya dibawa untuk pemeriksaan medis.

Menurut bidan desa, Siti, bayi tersebut memiliki berat sekitar 2,5 kilogram dengan kulit putih bersih. Namun ada luka di kepala dan lecet di leher memunculkan dugaan adanya kekerasan sebelum jasadnya dibuang.

“Bayi ini kemungkinan lahir tengah malam dan langsung dibuang dini hari. Luka-luka yang terlihat cukup mencurigakan,” ujarnya lirih.

Peristiwa ini menyisakan luka batin bagi warga Pasirnangka. Di balik kehebohan, terselip pertanyaan yang menggantung, apa yang membuat seorang ibu tega meninggalkan buah hatinya di aliran air yang dingin dan keruh?

Kasus pembuangan bayi memang bukan pertama kali terjadi di Cianjur. Tekanan sosial, kehamilan di luar nikah, hingga keterbatasan ekonomi sering disebut sebagai faktor pemicu. Namun bagi masyarakat, alasan apa pun tak mampu membenarkan hilangnya nyawa seorang bayi yang bahkan belum sempat menatap dunia.

“Kalau memang tidak sanggup membesarkan, ada banyak cara lain. Bisa dibawa ke puskesmas, ke yayasan, atau menitipkan ke pihak berwenang. Jangan sampai anak kecil yang tak bersalah jadi korban,” kata Rahman, kepala dusun setempat, menahan haru.

Kini, polisi masih memburu identitas orang tua yang tega membuang bayi tersebut. Namun bagi warga Pasirnangka, peristiwa ini meninggalkan pelajaran pahit tentang bagaimana rapuhnya kehidupan seorang manusia ketika lahir tanpa perlindungan kasih sayang.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed