Warga Korban Pergerakan Tanah Cianjur Menanti Relokasi, Nasib Ratusan Keluarga Terkatung-katung

Berita43 Dilihat
banner 468x60

detak publik. Id— Puluhan warga Kampung Babakan Inpres, Desa Sinarlaut, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur korban pergerakan tanah tahun lalu kini hidupnya terkatung-katung menanti kepastian relokasi. Meski pemerintah daerah telah menetapkan wilayah tersebut sebagai zona merah, warga terpaksa bertahan dalam kondisi darurat dan penuh risiko karena belum adanya lahan relokasi yang disediakan.

Bencana yang terjadi pada Desember 2024 lalu itu mengakibatkan kerusakan parah, di mana 56 rumah warga, satu masjid, dan Sekolah Dasar Negeri Cibungur 1 mengalami rusak berat. Kejadian ini bukan yang pertama, pergerakan tanah serupa juga tercatat terjadi pada 2017 dan awal Desember 2024, menegaskan kerentanan wilayah tersebut.

banner 336x280

Ketiadaan solusi permanen memaksa warga untuk mengambil langkah ekstrem. Ridwan (45), salah satu warga terdampak, terpaksa mendirikan gubuk seadanya di atas puing-puing rumahnya yang hancur untuk berlindung bersama istri dan dua anaknya.

“Kami tinggal di gubuk reyot, dindingnya hanya ditutupi kain gorden lusuh. Kalau hujan, air masuk ke mana-mana, sangat tidak layak. Tapi kami tidak punya pilihan lain. Kami hanya bisa berharap pemerintah segera merealisasikan janji relokasi sebelum musim hujan kembali deras,” ungkap Ridwan dengan nada putus asa, Senin (15/9/2025).

Kondisi ini dialami oleh banyak keluarga lainnya. Sebagian warga yang memiliki sedikit kemampuan finansial nekat memperbaiki rumah mereka yang rusak, mengabaikan risiko pergerakan tanah susulan. Sementara, mereka yang tidak mampu hanya bisa bertahan dengan apa adanya. Setiap hujan deras turun, warga kembali harus mengungsi ke tempat yang lebih aman, bahkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah terpaksa diliburkan demi keselamatan.

Menanggapi lambannya penanganan, Bupati Cianjur, dr. Wahyu, menegaskan bahwa relokasi warga adalah prioritas utama pemerintah daerah. Ia menyatakan bahwa proses relokasi terkendala oleh proses administrasi yang sedang berjalan, terutama terkait pengadaan lahan baru.

“Relokasi ini adalah prioritas kami, kami tidak ingin ada korban jiwa. Saat ini, pemerintah desa sudah kami instruksikan untuk segera menyiapkan lahan yang akan dibeli oleh pemerintah daerah. Kami akan membayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” jelas Bupati Wahyu.

Namun, di lapangan, janji tersebut masih sebatas wacana. Ratusan keluarga di Babakan Inpres, Desa Sinarlaut, masih menanti realisasi konkret dari pemerintah. Dengan intensitas hujan yang mulai meningkat di wilayah selatan Cianjur, kekhawatiran akan terjadinya bencana susulan semakin menghantui. Masyarakat berharap pemerintah dapat bergerak lebih cepat, mengubah janji menjadi tindakan nyata, sebelum korban jiwa berjatuhan

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed