Kasus Narkoba di Cianjur Naik 10 Persen, BNNK Perkuat Pencegahan

Berita, Cianjur17 Dilihat

CIANJUR – Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Cianjur mencatat adanya peningkatan kasus penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di wilayah Cianjur. Kenaikan diperkirakan mencapai 5 hingga 10 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Kepala BNNK Cianjur, Muchamat Affan Eko Budi Santoso mengatakan, peredaran narkotika di Cianjur masih didominasi oleh obat-obatan keras dan terlarang. Menjelang Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) yang diperingati setiap 26 Juni, pihaknya berencana mengadakan seminar dan diskusi publik bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

“Ini bentuk keprihatinan kami. Narkotika dan penyalahgunaan obat-obatan harus menjadi perhatian serius. Kita akan hadirkan narasumber yang kompeten dalam forum tersebut untuk mengulas kondisi di Cianjur,” kata dia kepada awak media, Rabu (18/6).

BNNK Cianjur juga terus menggencarkan sosialisasi tentang bahaya narkoba ke berbagai kalangan, mulai dari sekolah, kampus, hingga instansi pemerintah.

“Kita tidak boleh kendor. Edukasi tetap kami lakukan ke semua lapisan masyarakat,” tambahnya.

Selain upaya sosialisasi, BNNK juga memperkuat kerja jaringan intelijen untuk mengungkap peredaran dan sindikat narkotika yang lebih besar. Koordinasi dilakukan dengan BNN Provinsi Jawa Barat, serta lembaga penegak hukum lainnya termasuk TNI dan Polri.

“Cianjur ini wilayah perlintasan antara Bogor, Bandung Barat, dan Garut. Kami saling berbagi data intelijen dengan BNNK di wilayah sekitar dan pusat, untuk antisipasi dan penindakan di jalur masuk,” jelasnya.

Affan menambahkan, data resmi dan detail mengenai peningkatan kasus akan dirilis dalam waktu dekat. Namun, di menegaskan bahwa tren penyalahgunaan obat-obatan keras merupakan tantangan terbesar saat ini.

“Kami akan terus bersinergi dan berupaya maksimal demi memutus rantai peredaran narkotika di Cianjur,” pungkasnya. (Red